MUSIK
Didi Kempot
Jadwalkan Konser Campursari
di Eropa dan Amerika
Keberhasilan menggelar konser musik di mancanegara seperti yang telah dilakukan penyanyi Ruth Sahanaya, Katon Bagaskara, Slank dan Sheila On Seven, ternyata menggugah penyanyi lain untuk berbuat serupa. Didi Kempot contohnya. Kepada sejumlah wartawan di Jakarta, kemarin, vokalis lagu-lagu campursari asal Solo, Jawa Tengah ini bertekad mampu menjual musik-musik campursari di benua Eropa dan Amerika.
"Bukannya saya mau bersaing dengan Mbak Ruth Sahanaya, Mas Katon Bagaskara atau kelompok Slank dan SO7, tapi saya hanya menegaskan bahwa musik-musik etnis Campursari yang kental dengan musik Jawa, bisa juga dijual ke luar negeri. Buktinya, saya yang akan menjual musik-musik tersebut ke benua Eropa dan Amerika. Saya bersungguh-sungguh melakukan itu," ujar Didi Kempot. Konser musik campursari yang akan dilakukannya, bersama groupnya Campursari Lare Jawi, dijadwalkan akhir Februari 2006. Negara pertama yang akan dikunjunginya adalah Belanda (Eropa) kemudian Suriname (Amerika). Di Belanda, Didi sudah menetapkan agenda konser di beberapa kota, antara lain di Denhaag kemudian di Amsterdam. Dua kota itu memang memiliki cukup banyak warga etnis Jawa yang sudah menetap lama di negeri kincir angin itu. Sementara konser di Suriname (Amerika), diakui Didi merupakan kunjungan ulangan. Didi sudah beberapa kali datang ke negeri itu, tetapi kali ini dia datang lagi sambil membawa serombongan grup musiknya. Suriname juga dihuni cukup banyak warga asal Jawa. Menurut Didi, warga Suriname, termasuk beberapa pejabat teras negara itu sudah akrab dengannya. "Tour ke Suriname sudah sering saya lakukan. Biasanya saya terbang sendiri ke sana, tetapi kali ini semua personil grup musik saya akan ikut, sehingga penampilan di sana nanti bisa lebih hidup dan meriah," kata Didi Kempot. Ia mengatakan, perjalanan ke Belanda dan Suriname, sebenarnya sudah dilakukannya sejak tahun 1993, tetapi tahun depan nanti semua anggota kelompok musik campursari Lare Jawi akan ikut dengan kekuatan 17 orang termasuk di antaranya Kuncung. Ketika ditanya sejauh mana apresiasi musik campursari di Belanda, Didi mengatakan, saat ini musik itu berkembang cukup baik di Belanda, karena orang-orang di sana banyak yang mengerti bahasa Jawa. "Sudah ada 16 album (160 lagu) campursari yang saya kirim kesana langsung laku keras dan itu semua belum beredar di Indonesia, ini menandakan campursari sekarang juga sudah go internasional," katanya. Didi juga menilai, perkembangan lagu-lagu campursari sekarang sudah sejajar dengan musik lainnya. "Dulu campursari mau tayang di televisi saja susahnya setengah mati, tetapi sekarang sudah tidak ada masalah. Anda melihat sendiri," ujarnya. Dikatakan, perkembangan campursari yang luar biasa seperti saat ini, menuntut adanya wadah, seperti keroncong misalnya memiliki HAMKRI, musik melayu memiliki PAMMI, campursari juga begitu, perlu wadah tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar